RESENSI
BUKU
Judul
: Perempuan dalam Perspektif Jurnalis
Penulis
: Ridwan Marzuki, Asri Abdullah, dkk.
Penerbit
: Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar
Cetakan
: Pertama, Tahun 2014
Tebal
: 105 halaman
Perempuan
di Indonesia mengalami transformasi yang lambat dibandingkan dinegara maju
lain. Meskipun era-Kartini sudah ada jauh dalam sejarah kemerdekaan bangsa ini,
namun semangatnya baru-baru dirasakan pasca-reformasi. Sebagai sebuah proses,
tentunya dia tidak pernah berhenti. Perjuangan perempuan dalam menutut emansipasi dan gender terus dilakukan,
tapi dilain sisi kekerasan dan kejahatan terhadap perempuan makin menjadi-jadi.
Aliansi
Jurnalis Independen (AJI) sebagai penerbut buku ini merupakan organisasi non
pemerintah yang memiliki focus dalam pemantauan dan konseling berbagai masalah
dalam kerja jurnalistik. Dalam mengemban tugas tersebut, AJI Makassar bekerja sama
dengan Development and Peace memandang
perlunya kajian khusus tentang isu perempuan dalam pengamatan jurnalis.
Berlandaskan
kondisi factual dilapangan melihat bagaimana perempuan mengalami berbagai
masalah di tengah kerasnya bertahan hidup, perempuan kekinian terus bergerak
untuk mampu membuktikan eksistensinya secara positif. Buku ini muncul untuk
megukur pergerakan dan peran perempuan melalui eksistensinya di media lokal
maupun nasional.
Jika
meliahat dari sudut pandang Jurnalisme, buku ini dapat digolongkan sebagai laporan
hasil investigasi media. Namun, yang menjadi menarik dalam buku ini sebab penulis
mengemasnya dalam sebuah cerita pendek dengan kata-kata inajiner dimana kaya
dengan informasi dan data dan tanpa menghilangkan kesan realistisnya. Hal ini
membuat pembaca merasa melihat langsung proses investigasi yang dilakukan
jurnalis.
Selain
itu, wacana dan sudut pandang yang beragam dalam setiap cerita-ceritanya
memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana kondisi perempuan dalam menjalani
kehidupan diberbagai sector mulai dari pendidikan hingga politik, perempuan
dalam belenggu adat dan agama, bahkan perilaku sosial sampai hubungan intim. Ditambah
pula dengan keluh kesah perempuan dalam melakoni kehidupan sehari-harinya.
Potret
realita keseharian perempuan coba disingkronkan dengan apa yang terekspose
dimedia. Masalah ekonomi hingga kekerasan dalam rumah tangga dan seksual
menjadi sorotan berbagai media guna menberitahuka kepada halayak bahwa
kesetaraan yang diagug-agungkan Kartini belum tercapai. Media juga mulai
menyoroti peran perempuan dalam sector pendidikan dan politik sebagai perjuangan
mereka menyadarkan dan menutut hak tersehut meskipun masih minim ditengan
besarnya kekuasan pria.
Buku
ini bisa menjadi evaliuasi kritik-auto-kritik bagi semua orang, khusunya
perempun Indonesia untuk terus bergerak dan tidak terlena dengan dunia yang
palsu ini. Sudah tidak bisa lagi perempuan untuk takut bersuara bahkan hingga
menagis darah untuk memperjuangka kesetaraan.
Semoga
bermanfaat…
0 komentar:
Posting Komentar